Selasa, 26 Oktober 2010

Job Preview Yang Realistis


Ingatlah kembali saat terakhir anda pergi untuk wawancara pekerjaan. Begitu pewawancara usai mengajukan pertanyaan kepada anda, bagaimana ia memaparkan pekerjaan dan organisasinya ? sebagian besar manajer, ketika melakukan wawancara untuk mengambil karyawan baru, hampir secara ekslusif fokus pada aspek-aspek poistif. Mereka berbicara perihal penugasan kerja yang menarik, persahabatan diantara sesama karyawan, kesempatan untuk maju, manfaat yang besar, dan semacamnya. Bahkan, walaupun para manajer secara tipikal mengetahui bahwa pekerjaan dan organisasi mengalami penciutan, mereka dengan hati-hati menghindari topik-topik itu. Mengapa mematikan pelamar kerja yang bagus dengan membicarakan hal-hal yang negatif ?
Manager hanya fokus pada hal-hal yang positif berarti berbuat kesalahan. Mereka menyiapkan diri untuk kecewa lantaran pengunduran diri yang mendadak dan mengejutkan. Waktu berjan-jam yang dicurahkan untuk mempelajari lamaran calon karyawan dan melakukan wawancara terbukti hanya sia-sia seketika, setelah hanya beberapa pekan atau sebulan masa kerja, karywan tersebut mengundurkan diri.
Adakah yang bisa dilakukan oleh manager yang cerdik untuk menghindari pengalaman ini? Jawabannya ialah YA : gunakan job preview yang realistis.
Job Preview yang realistis menyediakan informasi mengenai hal-hal yang tidak menyenangkan maupun yang menyenangkan kepada pelamar kerja sebelum penawaran dibuat. Ini berseberangan dengan job preview tipikal yang diberikan kebanyakan manajer selama tahap wawancara -- deskripsi dengan kata-kata yang cermat, yang hanya menjual aspek-aspek positif dari pekerjaan baru dan organisasinya. Apa yang dilakukan ini sama halnya dengan menyiapkan karyawan baru dengan ekspetasi yang salah. Tidak ada pekerjaan atau organisasi yang sempurna. Dan lebih mungkin bagi anda untuk mempertaruhkan karyawana baru jika anda memberitahu sejak awal. 
Kertika informasi yang diterima oleh pelamar kerja mengalami inflasi yang sangat tinggi, sejumlah hal bisa terjadi yang berpotensi mempunyai efek negatif terhadap organisasi :
1. Pelamar kerja yang tidak cocok, yang mungkin menjadi tidak puas dengan pekerjaannya dan segera keluar, kurang kemungkinannya menempatkan diri mereka agar terpilih dalam proses pencarian.
2. Tidak adanya informasi yang negatif melahirkan ekspetasi yang tidak realistis. Jika diambil karyawan baru ini cenderung dengan cepat menjadi tidak puas. Selanjutnya , ini membawa kepada kepuasaan karyawan yang rendah dan pengunduran diri yang prematur.  Akhirnya, karyawan baru tersebut cenderung menjadi kecewa dan kurang berkomitmen kepada organisasi tatkala mereka berhadapan dengan hal-hal negatif dalam pekerjaan. Tidak seorang pun senang saat merasa seolah-olah ia diperdayai atau disesatkan selama proses perekrutan.

Job Preview yang realistis menyeimbangkan aspek-aspek positif dan negatif pekerjaan. Sebagai contoh, disamping komentar-komentar positif, manajer bisa memberitahu calon karyawan bahwa hanya ada kesempatan terbatas untuk berbicara dengan teman sekerja selama jam-jam kerja, atau bahwa beban kerja yang ber-fluktuatif tak menentu selama periode-periode sibuk dapat menciptakan stress yang luar biasa pada pekerja. Anousheh Ansari, Chief Operating Officer di Telecom Technologies, adalah pendukung job preview yang realistis. Ia mengatakan bahwa ia sengaja menyampaikan gambaran yang suram dan mencoba menakut-nakuti karyawan yang prospektif selama wawancara. Sebagai contoh, ia memberi tahu kepada mereka bahwa mereka diharapkan kerja antara 10 sampai 12 jam perhari. " Sebagian orang memilih untuk mundur, namun mereka yang tinggal adalah orang-orang yang berkomitmen dan mau melakukan apapun yang diperlukan, " ujarnya.
 Bukti ini menunjukan bahwa pelamar yang telah diberi job preview yang realistis menyimpan ekspetasi yang rendah dan lebih realistis mengenai pekerjaan yang akan mereka tangani dan menyiapkan diri lebih baik untuk mn=engatasi pekerjaan itu dan elemen-elemennya yang akan membuat frustasi. Hasilnya adalah semakin jarang terjadi pengunduran diri secara tak terduga. Meskipun dengan menyajikan hanya aspek-aspek positif suatu pekerjaan kepada caon karyawan mungkin mula-mula dimaksudkan membuat dia agar terpikat untuk bergabung dengan organisasi, namun boleh jadi pernikahan antara anda dan karyawan baru itu akan segera menyadi penyesalan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar