Sabtu, 20 November 2010

14 Penyebab Karir Mandek...!!!



Jangan dulu memberi cap atasan pilih kasih bila karier Anda sering kali disalip anak baru. Kadang, hal yang kita sepelekan justru yang bikin kita tak dapat promosi.

Berikut 14 faktor penghambat karier yang wajib masuk black list:
1. Telat rapat
Sesekali datang telat saat rapat masih bisa dimaklumi, tetapi jika sudah keseringan dan jadi kebiasaan, mencerminkan sikap tak menghargai atasan, bahkan perusahaan.
Tips: Aktifkan alarm 2 jam sebelum berangkat kerja atau mulai rapat.

2. Bekerja ala kadarnya
Walau si bos tak pernah komplain atas pekerjaan yang Anda buat, jangan senang dulu, siapa tahu Anda dinilai biasa-biasa saja. Penilaian standar bisa membuat Anda tak dilirik sama sekali.
Tips: Mintalah penilaian atasan terhadap performa kerja Anda.

3. Suka menunda
Kalimat "Nanti dulu, ah, kan masih banyak waktu" ternyata tak hanya berpotensi membuat pekerjaan menumpuk, tetapi bisa membuat Anda dianggap meremehkan pekerjaan.
Tips: Jangan sampai Anda terlihat keteteran, apalagi sampai telat mengumpulkannya.

4. Lupa, lupa, lupa...
Lupa bukan lagi alasan, tetapi dianggap sebuah keteledoran yang bisa merugikan perusahaan.
Tips: Manfaatkan buku agenda atau to do list di ponsel kesayangan.

5. "Single player"
Ingin selalu terlihat menonjol bisa membuat rekan tak betah bekerja dengan Anda. Padahal, kebersamaan tim juga masuk dalam penilaian kinerja.
Tips: Yakinlah, Anda tetap membutuhkan orang lain untuk mencapai sukses, walau berupa dukungan.

6. "Childish"
Mengambek karena ditinggal makan siang atau menangis setelah bos mengkritik hasil kerja, sebaiknya jangan dilakukan karena itu memberi kesan Anda belum siap bekerja.
Tips: Perlihatkan kalau Anda mandiri dan profesional.

7. Sombong
Mudah terlena dengan pujian dan terlalu asyik pamer bisa membuat Anda lupa untuk mempertahankan prestasi, di samping memberikan kesempatan pihak lain untuk "menyalip".
Tips: Pamer terkadang perlu, tetapi jangan lupa mempertahankan kinerja, ya.

8. Tidak memiliki prioritas
Tugas utama sering kali terganggu akibat menyelesaikan tugas sampingan. Hati-hati, kerja serabutan seperti ini menunjukkan manajemen kerja yang buruk.
Tips: Buatlah daftar pekerjaan sesuai deadline, lalu selesaikan satu per satu.

9. Fokus terbagi
Pekerjaan yang seharusnya bisa selesai dalam waktu satu jam, bisa jadi "molor" seharian gara-gara online terus. Jika dalam posisi ini kinerja Anda sudah lambat, apalagi jika naik jabatan? Upss....
TipsOffline sejenak saat Anda sedang bekerja. Online-lah saat jam istirahat.

10. Menolak kritik
Mencari-cari alasan bukanlah cara yang tepat untuk menanggapi kritikan dari atasan. Ini memberi kesan kalau Anda tak ingin disalahkan dan mencari kambing hitam.
Tips: Terima kritik dengan positif. Kalau tak sesuai, bicarakan baik-baik.

11. Terlibat konflik
Perang dingin dengan rekan kerja malah menambah daftar musuh yang menghambat jalan Anda. Apalagi sampai membuat masalah dengan atasan, pupuslah harapan untuk naik jabatan.
Tips: Jaga hubungan baik dengan semua orang di kantor. Tak perlu diambil hati jika ada ucapan atau sikap yang tidak mengenakkan dari rekan kerja.

12. Kurang bergaul
Memiliki kinerja baik tak akan pernah cukup. Masalahnya, kesempatan kadang datang dari orang yang tak pernah diduga sebelumnya.
Tips: Tebarkan pesona Anda. Jangan ragu untuk menyapa sauda "satu atap" walau dari divisi berbeda.

13. "Miss Keluh"
Gemar mengeluh tentang pekerjaan atau menjelek-jelekkan atasan bisa menurunkan kredibilitas. Pasalnya, ini menunjukkan kalau Anda kurang dapat mengendalikan emosi dan tak bisa menjaga nama baik perusahaan.
Tips: Tak semua hal bisa dicurhatkan, ada hal-hal yang sebaiknya disimpan sendiri, termasuk ketidaksukaan Anda kepada atasan.

14. Kurang pede memberi ide
Ide merupakan wujud eksistensi. Jika hanya disimpan dalam hati, Anda hanya akan dipandang pasif dan tak memiliki andil.
Tips: Utarakan ide yang baik saat Anda diberi kesempatan. Jangan hanya berkata, "Ya, setuju!"

Senin, 08 November 2010

Ciptakan Kesan Pertama yang Menggoda




Yang ingin disampaikan untuk Anda berikut ini adalah sebuah teknik favorit dalam menciptakan kesan pertama yang baik. Sebuah teknik sederhana, namun inilah kunci kesuksesan saya menjadi inspirator hubungan harmonis. Tentu saja teknik ini juga ampuh jika diaplikasikan saat interview kerja.

Pada saat pertama kali saya belajar menjadi seorang penyiar radio profesional, satu pelajaran penting yang diinstruksikan oleh instruktur siaran saat itu adalah TERSENYUMLAH saat bicara.

Menurutnya senyum bisa terdengar. Pendengar akan dengan mudah bisa membedakan mana penyiar yang ramah dan mana penyiar yang tidak ramah atau judes. Seperti kita ketahui, bahwa umumnya orang akan lebih suka pada orang yang ramah dibanding dengan penyiar yang judes. Jika dalam siaran radio saja pendengar bisa membedakan penyiar mana yang ramah atau tidak, apalagi kalau berhadapan langsung bukan?

Pendapat itu semakin dikuatkan lagi setelah saya mendalami Neuro Associative Conditioning System, sebuah teknik penggalian, pengembangan, dan penataan potensi diri. Senyum yang nampaknya sebuah pekerjaan mudah ini ternyata berdampak besar dalam "menaklukan" hati seseorang.

Senyum mampu menciptakan empat hal yang luar biasa:

1. Menimbulkan rasa percaya diri
2. Kebahagiaan
3. Gairah dan semangat
4. Penerimaan yang tulus

Orang yang tersenyum dianggap sebagai orang yang percaya diri karena ketika kita sedang grogi atau tidak yakin dengan diri kita atau sekitar kita, kita cenderung untuk tidak tersenyum. Tersenyum akan menimbulkan kebahagiaan sehingga akan mempertemukan kita kepada orang-orang yang bahagia: Karena kita melihat mereka dengan cara yang positif.

Semangat sangat penting untuk menciptakan kesan yang baik karena semangat itu akan menular kepada orang lain. Dengan tersenyum Anda menunjukan bahwa Anda menyenangi lingkungan Anda berada dan senang bertemu dengan orang yang Anda temui sehingga pada gilirannya dia akan semakin tertarik untuk bertemu Anda.

Pada akhirnya, tersenyum menunjukkan penerimaan yang tulus dan menyebabkan orang lain tahu bahwa Anda mau menerima dia dengan tulus. Pernahkah Anda merasa heran, kenapa anjing begitu dicintai? Karena binatang tersebut menyambut kita dengan penerimaan yang tulus. Apabila Anda memiliki ekor, maka kibaskanlah. Namun karena Anda tidak memiliki ekor, maka tersenyumlah.

Kalau pun Anda tak mampu tersenyum semanis Monalisa, mulai saat ini tersenyumlah pada setiap orang yang Anda jumpai. Lalu perhatikan betapa ajaibnya tindakan Anda itu. Pada awalnya membiasakan diri tersenyum itu terasa sulit seperti berenang di agar-agar jeli, namun dengan latihan terus-menerus dijamin Anda akan menjadi pribadi yang menawan dan jangan heran kalau hari-hari Anda akan disibukan oleh penggemar yang ingin foto bareng dan minta tanda tangan.

"Senyuman adalah sebuah lengkungan yang bisa meluruskan setiap pesoalan"

Jadikan Interviewer Menyukai Anda dalam Hitungan Menit




Dalam proses interview, penggunaan teknik Match & Mirror mempunyai dampak yang besar bagi keberhasilan seseorang agar bisa disukai kebanyakan orang. Hanya dalam hitungan menit, teknik ini akan membuat orang menyukai Anda, walaupun pada awalnya orang itu apriori terhadap Anda.

Dalam bukunya Get Anyone To Do Anything, David J. Lieberman Ph.D. menyatakan bahwa komunikasi menciptakan saling percaya, dan memungkinkan Anda untuk membangun jembatan psikologis terhadap seseorang.

Percakapan menjadi lebih positif dan nyaman ketika dua orang berusaha untuk saling menyesuaikan. Sebagaimana kita cenderung untuk menyukai seseorang yang memiliki minat yang sama, secara tidak sadar kita juga cenderung untuk menyukai orang yang "berpenampilan seperti kita".

Ini artinya, ketika seseorang melakukan gerakan seperti kita, atau menggunakan perkataan atau ungkapan seperti yang kita gunakan, kita cenderung untuk menganggap orang tersebut adalah orang yang menyenangkan.

Berdasarkan kondisi inilah Anda bisa dengan sengaja meniru gerakan tertentu yang dilakukan oleh lawan bicara Anda agar yang bersangkutan langsung menyukai Anda. Teknik ini disebut Match & Mirror atau persamaan dan pencerminan.

Match berarti mengikuti gerakan sesuai dengan yang dilakukan oleh lawan bicara Anda. Contohnya, ketika lawan bicara memegang pulpen dengan tangan kiri, Anda pun memegang pulpen dengan tangan kiri.

Sedangkan Mirror berarti Anda mengikuti gerakan tangan berlawanan dengan lawan bicara Anda (sifat cermin). Contohnya, saat lawan bicara Anda memegang pulpen dengan tangan kiri, Anda memegang pulpen dengan tangan kanan.

Lakukanlah Match & Mirror saat Anda menjalani interview. Ikuti setiap gerakan yang dilakukan oleh si interviewer dengan diam-diam atau tidak diketahui olehnya. Beri jeda beberapa detik dalam mengikuti gerakannya.
- Kata-kata 7%
- Nada suara 38%
- Bahasa tubuh 55%

Berikut adalah faktor yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan teknik Match & Mirror:

Kata-kata hanya berpengaruh 7% dalam komunikasi, sesuaikan ungkapan-ungkapan digunakan interviewer Anda. Contohnya anda, kamu, kami, kita, saya, aku.

Kualitas/nada suara berpengaruh 38% dalam komunikasi. Mutu suara Anda lebih berpengaruh dari pada kata-kata yang Anda pergunakan. Pergunakan dialek yang sama, nada cepat, nada tinggi, nada pelan, nada sedih, nada gembira.

Fisiologi atau bahasa tubuh mempunyai pengaruh paling banyak dalam berkomunikasi. Ikuti gerakan tubuhnya seperti:
- Kepala: menganggukkan kepala, mimik muka.
- Tangan: gerakan tangan, kiri dengan kiri, kiri dengan kanan.
- Cara duduk/berdiri: posisi malas, tegap, yakin, percaya diri.
- Suasana: gembira, ceria, sedih, simpati.
- Kaki: lurus, dilipat, bersila, berpangku kaki, dll.





Pada prinsipnya, yang Anda harus lakukan adalah mengikuti gerakan lawan bicara Anda dengan hati-hati. Ikuti gerakan lawan bicara Anda dengan niat baik dan lakukan dengan hati-hati agar ia tidak tahu bahwa Anda sedang mengikuti gerakan Anda, karena Match & Mirror ini sesungguhnya adalah sebuah instruksi-instruksi pada kekuatan alam bawah sadarnya, bukan pada atas sadarnya.


"The more we see, hear and do sameness, the more rapport we have"

DICARI...!!!! : Orang yang Kreatif




Sebuah perusahaan di Amerika menyeleksi calon karyawannya dengan cara yang unik, yaitu dengan mengajukan sebuah pertanyaan yang membutuhkan kreativitas dalam menjawabnya. Bila jawabannya dianggap benar, ia akan langsung diterima di perusahaan tersebut.

Situasinya adalah seperti ini: Anda sedang mengendarai mobil yang hanya cukup untuk dua orang penumpang saja di tengah badai yang hebat. Mobil Anda lalu melewati halte tua dan di sana Anda melihat tiga orang tengah menunggu pertolongan. Orang pertama adalah seorang nenek yang nampak sudah sekarat karena kedinginan, orang kedua adalah seorang pria yang pernah menyelamatkan hidup Anda, dan yang ketiga adalah pujaan hati yang sudah lama Anda incar.

Pertanyaannya adalah karena mobil Anda hanya muat untuk satu orang saja karena yang satu sudah Anda duduki, manakah dari ketiga orang itu yang akan Anda tolong?

Sebelum Anda tahu jawaban mana yang paling benar, Anda tentunya sudah meraba bahwa kreatifitas dalam berpikir sangat dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan tadi.

Saat ini orang-orang kreatif sangat dibutuhkan di banyak perusahaan, tidak hanya sebatas di bidang periklanan atau industri film. Karena orang-orang yang pandai berkreasi dalam setiap situasi, adalah orang yang luwes dan termasuk dalam katagori orang yang memiliki Kecerdasan Emosi. Bukankah mereka yang berhasil dalam karir dan bisnis kebanyakan adalah yang memilki kecerdasan emosi ?

Kreativitas tidak berhubungan langsung dengan bakat. Kreativitas ditentukan oleh seberapa banyak pengetahuan yang tersimpan di "perpustakaan" memori Anda. Semakin sering dan banyak Anda membaca buku, semakin banyak pulalah inspirasi kreativitas tersimpan di hard disc otak Anda yang hingga saat ini kapasitasnya belum ada yang mampu menandingi, bahkan oleh komputer tercanggih sekali pun yang pernah diciptakan di muka bumi ini.

Para ahli menemukan bahwa kemampuan otak manusia baru dipakai sekitar 5% saja. Manusia yang diyakini telah menggunakan kapasitas otaknya sebesar 7% adalah Albert Einstein. Anda bisa mencoba untuk memaksimalkan kerja otak Anda dengan mencoba menjawab pertanyaan tadi.

Kita seringkali mudah melupakan isi buku yang pernah dibaca, namun bukan berarti itu sia-sia. Yang terpenting bukanlah rinciannya melainkan inti sari atau pesan moral yang akan mempengaruhi pola pikir pembacanya. Anda mungkin sudah lupa siapa nama bapak guru gank Laskar Pelangi dalam novel "Laskar Pelangi" yang luar biasa itu, tapi Anda tentu terinspirasi oleh novel atau film itu.

Jawaban kreatif yang dianggap benar oleh perusahaan tersebut rupanya adalah: Anda turun dari mobil lalu menemui orang yang pernah menyelamatkan hidup Anda, minta tolong untuk menyelamatkan nenek tua yang kedinginan itu. Sementara itu Anda menikmati saat-saat romantis berdua bersama dengan sang pujaan hati.

Kalau Anda tadi memilih menolong nenek tua yang sekarat, tidak usah kecewa, meskipun Anda tidak diterima bekerja, setidaknya Anda sudah menolong hidup seseorang.

Jumat, 05 November 2010

Ciri Lingkungan Kerja Tidak Sehat



Bagaimana lingkungan kerja saat ini? Setiap orang tentu ingin memiliki lingkungan kerja yang sehat dan menyenangkan, sehingga karier tumbuh dan berkembang dengan baik.

Namun, tak jarang keinginan tinggal keinginan, sementara jika ingin pindah kerja, belum ada perusahaan bisa menerima dalam waktu dekat. Akibatnya, Anda jadi stres.

Sebelum Anda mengalami ‘mimpi buruk’ seperti ini, berikut merupakan ciri-ciri lingkungan kerja yang tidak sehat. Jika apa yang dipaparkan di bawah ini ada dalam lingkungan kerja Anda, Anda dapat mengantisipasinya sejak dini.

1. Dilarang multitasking
Biasanya perusahaan sehat sangat senang jika karyawannya produktif dan mau berbuat lebih dari sekadar yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Perusahaan tidak sehat sebaliknya, tak suka pada karyawan 'serba bisa'. Biasanya hal ini terjadi, karena khawatir karyawan itu mengetahui hal-hal yang tidak seharusnya diketahui. Jadi, perusahaan memberikan tugas-tugas bersifat khusus dan terpisah-pisah bagi karyawannya agar mudah dikontrol.

2. Rapat tidak efektif
Rapat semestinya merupakan ajang untuk saling berbagi ide, data, dan tujuan yang jelas untuk kemajuan perusahaan. Namun, dalam lingkungan kerja tidak sehat, rapat hanya menjadi ajang untuk saling menyalahkan, memojokkan, dengan disertai hitungan-hitungan matematika memusingkan, dan metafora-metafora klise.

3. Beban kerja tak menentu
Di lingkungan kerja sehat, antara beban kerja dan hasil yang didapat biasanya seimbang. Namun, di lingkungan kerja tidak sehat, ada karyawan yang dibebani pekerjaan yang menumpuk, tapi ada juga yang dibiarkan lebih banyak ongkang-ongkang kaki.

Namun, bisa juga pada suatu ketika pekerjaan begitu melimpah sehingga tidak tertangani, tapi di saat lain justru tak ada sama sekali, sehingga karyawan mengalami disfungsional. Ini mungkin terjadi karena atasan tidak mampu mengelola manajemen dengan baik, tidak tahu tugas dan fungsi Anda, atau mereka memang tidak peduli.

4. Kebijakan overlaping
Penanganan pekerjaan yang baik adalah jika antara tugas dengan instruksi yang diberikan paralel dan dapat diselesaikan satu per satu. Namun, di lingkungan kerja tidak sehat, seringkali terjadi ketika satu pekerjaan belum selesai, sudah ada instruksi baru, memo baru, kebijakan baru, yang ada kalanya saling bertentangan. Namun, Anda dilarang bertanya atau mengeluh.

5. Target tidak realistis
Penetapan target yang baik adalah yang sesuai dengan kapasitas dan kondisi terkini, namun di lingkungan kerja yang tidak sehat, target dibuat bertentangan dengan prinsip tersebut sehingga terkesan terlalu di awang-awang dan tidak realistis.

Selamat mencoba, karena hasil akhir yang berkualitas dimulai dengan implementasi yang berkualitas

Minggu, 31 Oktober 2010

Manajer Kegemukan, McDonald’s Harus Ganti Rugi



SAO PAOLO – Sebuah persidangan yang digelar minggu ini memvonis McDonald’s, harus membayar mantan manajernya, sebesar Rp156 juta. Hal itu lantaran berat badan sang manajer naik 30 kilogram selama dia bekerja selama 12 tahun.

Pria berusia 32 tahun tersebut merasa terpaksa harus mencicipi contoh makanan setiap hari, untuk memastikan kualitas standar makanan tetap terjaga.

Kewajiban mencicipi makanan dilakukan karena McDonald’s selalu menyewa “tamu misterius” di setiap restoran secara acak, untuk melaporkan makanan, pelayanan dan juga kebersihan.

Manajer juga mengatakan, bahwa perusahaan menawarkan makanan gratis kepada karyawan, menambah asupan kalorinya pada saat bekerja di sana. Demikian, seperti dilansir Associated Press, Jumat (29/10/2010).

Keputusan tersebut dikeluarkan oleh Hakim Joao Ghisleni Filho di pengadilan Porto Alegre. Ghisleni mengatakan, bahwa McDOnald’s bisa saja naik banding atas keputusan tersebut.

Sementara McDonald menyatakan, makanan yang mereka keluarkan adalah makanan sehat. “Perusahaan menawarkan berbagai pilihan menu makanan setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan karyawannya,” demikian pernyataan resmi restoran cepat saji.

Kamis, 28 Oktober 2010

Leader Performance



KNOWLEDGE/PENGETAHUAN

Seorang pemimpin harus memiliki pengetahuan yang baik tentang kepemimpinan dan ilmu tentang ruang lingkup kerja profesinya yang terdiri dari pengetahuan kognitif maupun skill/keterampilan. Seorang pemimpin akan dihadapkan pada situasi tertentu dimana dia harus mengambil keputusan yang tepat dalam menyelasaikan masalah. Dasar untuk pengambilan keputusan yang tepat adalah pengetahuan dan kemampuan berpikir kritis yang dimiliki.

Oleh karena itu untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif yang mampumengambil keputusan yang tepat dalam suatu situasi tertentu maka haus memiliki pengetahuan tentang :

a. Leadirship/kepemimpinan

Seorang pemimpin harus mengetahui tentang konsep kebutuhan dasar manusia, teori motivasi, teori bekerja dalam kelompok dan ilmu perilaku. Dengan pengetahuan tersebut maka ia akan lebih bisa memahami karakter anak buah/bawahannya dan hal ini bisa membantu leader dalam menentukan tindakan apa yang harus dilakukan pada bawahan agar dapat mempengaruhi motivasi dan perilakunya agar dapa bekerja sama dalam mencapai tujuan.

Seorang pemimpin juga harus mengetahui gaya-gaya kepemimpinan yang sesuai untuk situasi-situasi tertentu sehingga dapat mengambil sikap yang tepat dalam situasi tertentu. Leader juga harus memiliki visi yang jelas dan harus mensosialissikan dan mengkomunikasikan visi tersebut kepada bawahan sehingga bawahan bekerja bukan karena terpaksa tapi karena mereka juga menginginkan hal tersebut.

Beberapa orang memang terlahir dengan bakat dan karakter seorang pemimpin tapi sifat dan karakter kepemimpinan bisa dipelajari dan dilatih agar dapat menjadi pemimpin yang efekif dan efisien.

b. Pengetahuan tentang lingkup profesi

Seorang pemimpin harus memiliki pengetahuan yang baik tentang lingkup kerja profesinya baik pengetahuan kognitif maupun skill atau keterampilan sehingga dia bisa menjadi role model dan panutan bagi bawahan, dapa menambah dn memberikan energi positif pada bawahan dalam melaksanakan tugas.

c. Critical thinking/berpikir kritis

Seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan berpikir kritis dalam hal pengambilan keputusan yang tepat untuk kepentingan klien maupun dalam memberikan arahan kepada bawahan. Hasil dari berpikir kritis akan ditemukan metoda baru yang lebih efekif sehingga bawahan bekerja bkan hanya sekedar mlakukan hal yang telah menjadi rutinitas tapi bisa mencoba hal baru yang lebih positif.


SELF AWARENESS/KESADARAN DIRI

Pemimpin yang baik harus mengenal dirinya dengan baik, diawali dengan mengevaluasi kekurangan dan kelebihan yang dimiliki sehingga kekurangan tersebut dapat ditingkatkan. Perlu juga evaluasi tentang perasaan dan situasi yang berhubungan serta mekanisme koping yang dilakukan. Identifikasi koping yang dilakukan serta perbaiki koping yang destruktif atau maladaptive kearah koping yang konstruktif atau tidak merugikan dan menyakiti diri sendiri dan orang lain.

Dengan kesadaran diri yang baik kita akan menyadari bahwa tak ada manusia yang sempurna, setiap orang berhak untuk mengalami dan mengekspresikan rasa senang, sedih, kecewa, bahagia, cemas dn sebagainya. Seorang pemimpin yang baik harus bisa mengenali tanda-tanda ini pada bawahannya dan selalu berusaha belajar cara mengahadapi kondisi yang ada dengan cara yang baik.

Kesadaran diri yang baik akan membangun rasa empati yang akan membentuk rasa kedekatan, kepercayaan dengan bawahan sehingga akan membangun suasana kerja yang harmonis, saling menghargai dengan bawahan sehingga memudahkan dalam kerja sama dalam mencapai tujuan. Seorang pemimpin yang baik tidak ragu untuk meminta evaluasi dari bawahan tentang gaya kepemmpinannya dan begitu pula sebaliknya. Masukan-masukan tersebut dijadikan motivasi untuk merubah diri kearah yang lebih baik.

KOMUNIKASI

Komunikasi adalah jantungnya kepemimpinan. Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik terhadap teman maupun bawahan karena komunikasi yang baik adalah merupakan satu strategi dalam mempengaruhi orang lain.

Teknik komunikasi yang harus dimilki diantaranya :

a. Mendengar aktif (active listening)

Pemimpin yang baik akan memahami bahwa mendengarkan bawahan akan membuat mereka merasa dihargai dan merupakan sarana untuk mendapatkan feed back dari mereka. Lakukan klarifikasi dengan pertanyaan yang tepat dan tidak menyakiti untuk mendapatkan infomasi yang akurat dalam mengambil keputusan. Mendengar aktif akan membuat bawahan dapat mengungkapkan perasaan sehingga kebutuhan psikologisnya dapat terpenuhi dan sekaligus mengurangi rasa cemas yang dirasakannya.

b. Menyusun arah/arus informasi

Pemimpin harus membentuk alur komunikasi yang efektif sehingga dapat menghindari terjadinya miskomunikasi yang baik antara leader dengan bawahan, bawahan dengan rekan kerja maupun dengan pasien. Oleh karena itu pemimpin yang baik harus membangun suasana atau alur komunikasi yang baik pada saat bertemu maupun tidak bertatap muka.

c. Asertif

Pemimpin yang baik harus mempunyai sifat asertif terhadap bawahan. Leader harus menyediakan waktu untuk menerima masukan baik dari pasien maupun dari bawahan dan begitu pula sebaliknya. Masukan disampaikan dengan cara yang membangun, jelas, konstruktif dan tidak menyakiti.

Seorang pemimpin yang baik apabila menemukan kesalahan yang dilakukan oleh bawahan tidak mengeluarkan kata-kata yang membuat bawahan tersebut merasa sangat bersalah dan menyakiti hatinya. Feedback yang baik adalah memberikan kata yang bijak tanpa menyakiti diikuti dengan pemberian informasi tentang apa yang seharusnya dilakukan

d. Saling memberi umpan balik

Anggota tim atau bawahan membutuhkan evaluasi atau feedback seperti halnya pemimpin. Feedback berfungsi untuk meningkatkan self awareness/kesadaran diri mencegah asumsi negatif terhadap perilaku seseorang dan untuk menjadi petunjuk dan motivasi dalam proses perubahan kearah yang lebih baik.

e. Linking dan networking

Seorang pemimpin harus memiliki jalur dan akses yang jelas dan mudah baik dalam memperoleh informasi terbaru maupun dalam melakukan komunikasi dengan profesi atau instansi lain yang dapat dijadikan tim dalam bekerjasama dalam menyelesikan suatu masalah yang ada. Pemimpin harus mempunyai pergaulan yang luas dengan profesi lain sehingga memudahkan dalam menjalin kerjasama

f. Mengkomunikasikan visi

Seorang pemimpin harus mempunyai visi yang jelas dan harus mengkomnikasikan dengan baik kepada bawahannya. Kemampuan mengkomunikasikan visi dengan baik akan dapat membangun motivasi, kerjasama dan memberikan energi yang baik bagi bawahan dalam bekerja ntuk mencapai tujuan. Visi yang jelas dan menarik akan membuat bawahan termotivasi untuk bekerja bukan karena keterpaksaan tapi karena merteka juga menginginkan hal itu.

ENERGI

Seorang pemimpin harus terus menerus tampil dengan energi yang baik dalam penampilan dan pekerjaannya. Untuk memiliki energi yang baik dan semangat yang baik maka seorang pemimpin harus memiliki rasa percaya diri dan memiliki hidup yang seimbang sehingga energi dapat terus menerus terjaga.

Energi atau semangat yang dimiliki oleh seseorang akan dapat ditularkan keorang lain. Seperti halnya kita bisa sedih dengan kesedihan orang lain, kita bisa bahagian dengan kebahagiaan orang lain dan kita juga bisa semangan dan penuh energi karena teman dilingkungan kita juga penuh semangat.

Pemimpin yang selalu terlihat semangat dalam penampilan dan bekerja akan memotivasi bawahan untuk meningkatkan motivasi dan produktivitas kerjanya. Energi yang dimiliki seorang pemimpin akan mempengaruhi respon bawahan terhadap dirinya maupun terhadap pekerjaan yang dilakukan.

GOALS/TUJUAN

Tujuan adalah apa yang akan diralisasikan atau arah yang akan dicapai, alasan seseorang dan merupakan motivasi untuk berbuat sesuatu/ melakukan pekejaan tertentu. Seorang pemimpin harus mempunyai tujuan yang jelas yang meliputi Apa. Siapa, Kenapa dan Bagaimana. Tujuan ini kemudian harus dikomunikasikan dengan bawahan agar mereka bisa menerima, memahami dan menyetujui tujuan tersebut sehingga dapat didiskusikan bersama cara pencapaiannya.

ACTION/TINDAKAN

Seorang pemimpin yang baik adalah pandai dalam mengambil keputusan yang tepat dan berorientasi pada tindakan/action. Untuk dapat mengambil keputusan dan bertindak dengan baik maka seorang pemimpin harus memiliki pengetahuan, kesadaran diri, kemampuan berkomunikasi dengan baik, energi, dan tujuan yang jelas. Seorang pemimpin harus menjadi role model yang baik dalam cara kepemimpinannya, dalam pelaksanaan tugas maupun dalam membangun kerja sama dan bekerja sama dengan orang lain termasuk dengan bawahannya.

Seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan dan keterampilan profesionalisme yang tinggi yang dikarakteristikkan dengan pengetahuan dan keterampilan yang baik. Mempunyai kemampuan perencanaan yang baik, koordinasi, evaluasi dan organisasi bawahan dengan baik sekaligus juga sebagai support sistem dan role model yang baik bagi bawahannya.

Seorang pemimpin harus selalu penuh semangat dan memiliki energi yang besar sehingga dapat mempengaruhi bawahan untuk meningkatkan produktivitas dalam bekerja. Pemimpin yang baik selalu penuh inisiatif dan berani mengambil resiko dalam menerapkan hal baru yang berguna dalam mempermudah dan mempercepat proses pencapaian tujuan dan berani menghadapi pihak lain yang tidak sejalan dengannya dan teguh memperjuangkan kebenaran yang diyakininya.

Dari keenam komponen yang harus dimiliki seorang pemimpin yang efektif diatas kemudian disempurnakan oleh Ruth M. Tappen dalam buku essential of nursing leadership and management.3th ed. (2004), bahwa seorang pemimpin yang efektif harus memiliki kualitas diri dan kualitas perilaku sebagai berikut :

Kualitas diri : integritas, Berani mengambil resiko, inisiatif, energy, optimis, pantang menyerah(perseverance), seimbang, Kemampuan menghadapi stress, dan Kesadaran diri serta memiliki Kualitas perilaku seperti: Berpikir kritis, Menyelesaikan masalah (solve problem), Menghormati/menghargai orang lain, Kemampuan berkomunikasi yang baik, Punya tujuan dan mengkomunikasikan visi dan meningkatkan kemampuan diri dan orang lain.